Sunday, September 7, 2014

Hadist - 31







HADITS KETIGA PULUH SATU

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ «يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيَرْقُدُ أَحَدُنَا وَهُوَ جُنُبٌ؟ قَالَ: نَعَمْ، إذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرْقُدْ»


"Dari Abdullah bin 'Umar_radhiyallahu 'anhuma, bahwa 'Umar bin Al Khaththab bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah boleh seorang dari kami tidur dalam keadaan dia junub?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya. Jika salah seorang dari kalian telah berwudhu, maka tidurlah (meskipun dalam keadaan junub)." [HR. Al Bukhari - Muslim]


--------------------------------------------------------



Faedah yang terdapat dalam hadits :


1. Boleh bagi seorang tidur dalam keadaan junub jika telah berwudhu terlebih dahulu, walaupun belum mandi.


Masalah: Hukum wudhu bagi orang yang junub sebelum tidur


Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini;


Pendapat pertama: Wajib bagi orang yang junub jika belum mandi janabah untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum ia tidur. Ini adalah pendapat Azh Zhahiriyah dan Imam Malik dalam salah satu riwayatnya. Dalil mereka zhahir hadits diatas berlafazh perintah.


Pendapat kedua: Sunnah, ini adalah pendapat Jumhur ulama. Dalil yang memalingkan dari wajib menjadi mustahab (sunnah) adalah hadits 'Aisyah_radhiyallahu 'anha, ia berkata:


«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنَامُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَمَسَّ مَاءً»


"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah tidur sedang beliau dalam keadaan junub, tanpa menyentuh air." [HR. Abu Dawud]


Disebutkan Ibnu Hajar bahwa hadits ini berpenyakit, yang mana hadits ini diriwayatkan dari jalan Abu Ishaq As Saabi'i. Berkata Ibnu Rajab: "Para ulama ahli hadits sepakat mengingkari hadits ini, karena melalui jalan Abu Ishaq."


Pendapat yang kuat dan terpilih adalah pendapat jumhur ulama, ini adalah pendapat yang dipilih Syaikh Al 'Utsaimin_rahimahullah dan Syaikhuna Abdurahman Al 'Adeni_hafizhahullah. Adapun yang memalingkan zhahir hukum wajib menjadi sunnah adalah hadits Ibnu 'Abbas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


«إِنَّمَا أُمِرْتُ بِالْوُضُوءِ إِذَا قُمْتُ إِلَى الصَّلَاةِ»


"Sesungguhnya aku diperintahkan untuk berwudhu hanya ketika aku hendak menunaikan shalat." [HR. Abu Dawud, disahahihkan Syaikh Al Albani dan Syaikhuna Abdurrahman]


Masalah: Hukum wudhu jika ingin kembali berjimak


Para ulama juga berbeda pendapat dalam masalah ini;


Pendapat pertama: Barangsiapa yang ingin kembali berjimak, wajib baginya berwudhu terlebih dahulu. Ini adalah pendapat Azh Zhahiriyah dan Imam Malik dalam salah satu riwayatnya. Dalil mereka zhahir berlafazh perintah pada hadits Abu Sa'id Al Khudri_radhiyallahu 'anhu, ia berkata:


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ، ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُودَ، فَلْيَتَوَضَّأْ»


"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Apabila salah seorang dari kalian menggauli istrinya dan ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah dia berwudhu' (terlebih dahulu)." [HR. Muslim]


Pendapat kedua: Sunnah, ini adalah pendapat Jumhur ulama. Dalil yang memalingkan dari wajib menjadi mustahab (sunnah) adalah hadits Ibnu 'Abbas yang telah lewat.


Pendapat yang kuat dan terpilih adalah pendapat Jumhur ulama. Pendapat ini dipilih Syaikh Al 'Utsaimin_rahimahullah dan Syaikhuna Abdurahman Al 'Adeni_hafizhahullah.


2. Disebutkan oleh Syaikhuna Abdurahman, bahwa barangsiapa tidur dalam keadaan junub tanpa mandi atau berwudhu terlebih dahulu maka jatuh dalam perkara yang makruh, ini adalah pendapat Imam Malik, Imam Asy Syafi'i dan yang lainnya.


3. Wudhu yang dimaksud diatas adalah wudhu secara syar'i, yaitu seperti wudhu untuk shalat. Dalil yang menunjukan hal tersebut adalah hadits 'Aisyah_radhiyallahu 'anha, ia berkata:


«أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ، وَهُوَ جُنُبٌ، تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ، قَبْلَ أَنْ يَنَامَ»


"Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin tidur, sedangkan beliau masih dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu dengan wudhu untuk mengerjakan shalat sebelum tidur." [HR. Al Bukhari - Muslim]


4. Lebih utama dan sempurna bagi orang yang junub bersegera untuk mandi sebelum tidur, karena bersegera mengangkat hadats besar pada dirinya, namun jika tidak mandi, maka hendaknya berwudhu terlebih dahulu. Dua hal ini telah dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Telah datang hadits Abdullah bin Abi Qais, ia bertanya kepada 'Aisyah_radhiyallahu 'anha:


كَيْفَ كَانَ يَصْنَعُ فِي الْجَنَابَةِ؟ أَكَانَ يَغْتَسِلُ قَبْلَ أَنْ يَنَامَ؟ أَمْ يَنَامُ قَبْلَ أَنْ يَغْتَسِلَ؟ قَالَتْ: " كُلُّ ذَلِكَ قَدْ كَانَ يَفْعَلُ، رُبَّمَا اغْتَسَلَ فَنَامَ، وَرُبَّمَا تَوَضَّأَ فَنَامَ، قُلْتُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ فِي الْأَمْرِ سَعَةً "


"Bagaimana beliau mandi junub, apakah beliau mandi dahulu sebelum tidur atau beliau tidur dahulu sebelum mandi?' Aisyah menjawab, 'Sungguh semuanya telah dilakukan beliau, , terkadang beliau mandi dahulu kemudian tidur dan terkadang pula beliau hanya berwudhu dahulu, lalu tidur." Aku (Abdullah bin Qais) berkata; 'Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kelapangan dalam perintah-Nya." [HR. Muslim]


Wallahul muwaffiq ilash shawab.









?ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_26 Jumadats Tsaniyah 1435/ 26 April 2014_di Daarul Hadits Al Fiyusy_Harasahallah

No comments:

Post a Comment