Thursday, October 16, 2014

Hadist Kedua al-Arba'in An-Nawawiyyah : Penjelasan Tingkatan-Tingkatan Agama; Islam, Iman dan Ihsan [1]

MENDULANG MUTIARA DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYYAH















Penjelasan Tingkatan-Tingkatan Agama; Islam, Iman dan Ihsan (1)
HADITS KEDUA

HADIST:


عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم]


"Dari Umar radhiyallahu 'anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi shallallahu ’alaihi wasallam lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam menjawab: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang berhak disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ Anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau menjawab: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ Anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau menjawab: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau menjawab: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau menjawab:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. [Riwayat Muslim]





  1. Disunnahkannya bertanya seputar ilmu, terkhusus perkara-perkara agama yang belum kita ketahui. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:


{فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ}


"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." [QS. An-Nahl: 43 dan al-Anbiya: 7]


Dikatakan kepada Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma: "Dengan apa anda memperoleh ilmu?" maka beliau menjawab: "Dengan banyak bertanya dan hati yang konsentrasi." [Adabud Dunya wad Diin 70]


Berkata az-Zuhri rahimahullah: "Sesungguhnya ilmu itu adalah perbendaharaan, sedangkan kuncinya adalah bertanya." [Jami' Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlihi: 1/380]


Berkata an-Nawawi rahimahullah: "Hendaknya seorang yang bertanya memiliki adab dihadapan gurunya dan sopan dalam bertanya."




  1. Hendaknya seorang muslim memiliki semangat yang tinggi untuk menimba ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan Akheratnya dan meninggalkan perkara-perkara yang tidak berfaedah.

  2. Hendaknya orang yang hadir dalam majelis ilmu ketika melihat ada suatu permasalahan yang penting diketahui oleh para hadirin, ia melihat belum ada seorangpun yang bertanya tentang permasalahan tersebut, hendaknya ia menanyakannya kepada gurunya, meskipun ia sebenarnya mengetahui jawabannya, hal ini agar bermanfaat faedahnya untuk para hadirin yang belum mengetahui. Oleh karena itu, dalam hadits diatas Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:


فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ


“Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian“


Dalam hadits Abu Hurairah, Beliau shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:


هَذَا جِبْرِيلُ أَرَادَ أَنْ تَعَلَّمُوا إِذْ لَمْ تَسْأَلُوا


"Dia adalah Jibril yang berkeinginan agar kalian mempelajari (agama), ketika kalian tidak mau bertanya." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]




  1. Disunnahkan dalam bermajelis untuk mendekat dan merapat kehadapan gurunya.


عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ، إِذْ أَقْبَلَ نَفَرٌ ثَلَاثَةٌ، فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَذَهَبَ وَاحِدٌ، قَالَ فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِي الْحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا، وَأَمَّا الْآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ، وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا، فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلَاثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللهِ، فَآوَاهُ اللهُ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَاسْتَحْيَا، فَاسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَأَعْرَضَ، فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ»


Dari Abu Waqid al-Laitsi "Bahwa pada saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk di masjid beserta para sahabatnya, tiba-tiba datang tiga orang. Yang dua orang mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedang yang seorang lagi terus pergi begitu saja. Salah seorang di antara yang berdua tadi kemudian mencari-cari tempat kosong dalam halaqah tersebut, lalu dia duduk di situ. Sedangkan seorang lagi mencari-cari tempat dan duduk di bagian belakang. Adapun orang yang ketiga dia pergi begitu saja. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai memberikan pengajian beliau bersabda: 'Perhatikanlah, maukah kuberitahukan kepada kalian tentang orang yang bertiga itu? Satu di antaranya mencari tempat di sisi Allah, maka Allah melapangkan tempat baginya. Orang yang kedua malu-malu, maka Allah pun malu pula kepadanya. Dan orang yang ketiga jelas dia berpaling, maka Allah berpaling pula daripadanya.' [Muttafaqun 'alaihi]




  1. Disyariatkan melakukan rihlah untuk menuntut ilmu. Dahulu Jabir bin Abdillah melakukan rihlah selama satu bulan hanya untuk mendapatkan satu permasalahan saja. In syaa Allah kami akan sampaikan lebih luas pembahasan bab ini dalam artikel khusus seputar rihlahnya para Salaf dalam menuntut ilmu.

  2. Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi  pakaian, penampilan dan kebersihan dalam menghadiri majelis ilmu.


Berkata Abu Hurairah: "Aku tadi junub. Dan aku tidak suka bersamamu sedang aku dalam keadaan tidak suci." [HR. Al-Bukhari]




  1. Seorang guru jika ditanya suatu masalah dan ia tidak mengetahui jawabannya, maka hendaknya ia katakan: "Allahu a'lam" (hanyalah Allah yang maha mengetahui).


Berkata Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu: " Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah, barangsiapa diantara kalian yang mengetahui sesuatu, hendaklah mengatakan seperti yang ia ketahui dan barangsiapa diantara kalian tidak mengetahui, hendaklah mengucapkan: Allahu a'lam, karena orang yang paling tahu diantara kalian adalah yang mengatakan untuk sesuatu yang tidak ia ketahui: Allahu a'lam, karena Allah Azza wa Jalla berfirman kepada nabi-Nya: "Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah Aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan." (Shaad: 86). [HR. Muslim]









?Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_27 Dzul Qa'dah 1435/ 22 September 2014_di Daarul Hadits Al Fiyusy_Harasahallah.

--------------------------------------------------------


Silahkan kunjungi blog kami untuk mengunduh PDF-nya dan juga mendapatkan artikel atau pelajaran yang telah berlalu :




WA. FORUM KIS  ---------------------------------


Download file PDF disini :


pdf-download-icon

Hadist 2 Arba'in An Nawawi : Penjelasan Tingkatan-Tingkatan Agama; Islam, Iman dan Ihsan

No comments:

Post a Comment