Saturday, October 11, 2014

Makna Kalimat Tauhid Dan Keutamaannya







Makna Kalimat Tauhid Dan Keutamaannya

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22)}


Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. [QS. Al-Baqarah: 21-22]


{إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ}


Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan. [QS. Al-'Ankabut: 17]


Wahai saudaraku kaum muslimin!


Sesungguhnya pondasi agama Islam yang mulya ini adalah kalimat Ikhlas, yaitu mengikhlaskan niat dalam berkata, beramal, shalat, puasa, zakat, shadaqah dan semua keadaannya hanyalah untuk Allah semata, tidak boleh diperuntukkan kepada selain-Nya. Hendaknya seorang muslim, tidaklah dia melakukan amalan atau menjauhi larangan melainkan yang dia inginkan adalah wajah Allah semata, hatinya tidak menoleh kepada selain Allah, siapa pun dia, dimana pun dan kapan pun, hanyalah dia peruntukkan untuk Allah semata.


Hakekat kalimat Tauhid adalah meng-Esakan Allah dalam peribadahannya, tidak menjadikan makhluk-Nya sebagai sekutu didalam peribadahannya, dia berlepas diri dari kesyirikan dan para pelakunya. Inilah hakekat agama yang dibawa oleh para Rasul yang diutus oleh Allah 'Azza wa Jalla. Allah Ta'ala berfirman:



{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ}


Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. [QS. Al-Anbiya:25]


{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}


Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut". [QS. An-Nahl: 36]


Allah Subhanahu wa Ta'ala mengkabarkan bahwa para Rasul menjadi penasehat dan dai untuk menyampaikan risalah yang mereka emban kepada umatnya;


{وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ (65) قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي سَفَاهَةٍ وَإِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (66) قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي سَفَاهَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (67) أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ (68)}


Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami benar benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang orang yang berdusta." Hud berkata "Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu." [QS. Al-A'raf: 65]


Semua dakwah para Rasul kepada umatnya, baik umatnya kaum 'Arab maupun 'Ajam (selain 'Arab) adalah agar mereka mentauhidkan Allah, memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam ibadahnya. Kalimat Tauhid adalah rukun pertama dalam Islam. Barangsiapa belum mengikrarkan kalimat Tauhid "La Ilaaha Illallaahu" (tiada ilah yang berhak disembah selain Allah) maka belum dinyatakan sebagai seorang muslim. Seorang dikatakan sebagai muslim, tatkala telah mengikrarkan kalimat Tauhid dan mengamalkan kandungannya. Maka barangsiapa menyatakan kalimat Tauhid dan mengamalkan makna yang terkandung didalamnya, maka diterimalah pernyataannya. Dan barangsiapa menyatakan kalimat Tauhid, namun tidak mengamalkan makna yang terkandung didalamnya, maka tidaklah dianggap pernyataannya dan termasuk menjadi orang yang merugi di dunia dan di Akherat.


Wahai saudaraku kaum muslimin!


Kalimat Tauhid ini adalah asas Islam, yang mana dia menjadi pembeda antara seorang muslim dan orang kafir. Dengan kalimat Tauhid seorang terlindung darah, harta dan harga dirinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


«أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، فَمَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ، وَنَفْسَهُ، إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ»


"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan, 'LAA ILAAHA ILLALLAAHU' (Tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah), maka barangsiapa yang mengucapkan, 'LAA ILAAHA ILLALLAAHU', maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah." [Muttafaqun 'alaihi]




  • Bahagialah wahai orang-orang yang telah mengikrarkannya dan mengamalkan makna yang terkandung di dalamnya!

  • Bahagialah wahai orang-orang yang telah Allah kokohkan hatinya, diluruskan lisannya, tunduk hati dan badannya kepada Allah!

  • Bahagialah wahai orang-orang yang telah Allah perbaiki amalannya, baik dalam keadaan dia bersendirian maupun di hadapan manusia!

  • Bergembiralah dengan janji-Nya!


{يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ}


Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu (kalimat Tauhid) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. [QS. Ibraahim: 27]


{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}


Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS. An-Nahl: 97]


Wahai saudaraku kaum muslimin!


Kalimat Tauhid, bukanlah semata-mata ucapan di lisan tanpa pengamalan makna yang terkandung didalamnya. Konsekuensi bagi orang yang mengucapkan kalimat Tauhid adalah dia meng-Esakan Allah dalam setiap ibadahnya, baik dalam doa, takut, khusyu', tawakal, harapan, dan ibadah-ibadah yang lainnya, semuanya diperuntukkan hanya kepada Allah. Ia tidak menyekutukan Allah dalam ibadahnya dengan makhluk-Nya, baik malaikat yang dekat dengan Allah maupun dengan Nabi yang Allah utus. Ia benar-benar khususkan ibadahnya hanya untuk Allah semata. Dan termasuk dari konsekuensi kalimat Tauhid adalah ia berlepas diri dari segala bentuk kesyirikan dan para pelakunya. Barangsiapa yang mengucapkan kalimat Tauhid, tanpa mengamalkan konsekuensi yang terkandung dalam kalimat Tauhid, maka tidaklah bermanfaat ucapannya.


Dikatakan kepada al-Hasan al-Bashri rahimahullah : Manusia mengatakan: "Barangsiapa telah mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAHU' maka ia masuk Surga." Maka beliau menjawab: "Barangsiapa mengucapkannya dan menunaikan hak-hak dan mengamalkan kewajiban-kewajibannya (kalimat Tauhid) maka dia-lah yang masuk Surga."


Ada seorang mengatakan kepada Wahb Ibnu Munabbih: "Bukankah kunci masuk Surga mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAHU'? maka beliau pun menjawab: "Tentu, namun tidaklah suatu kunci melainkan memiliki gigi-gigi. Apabila engkau datang membawa kunci yang memiliki gigi maka engkau bisa membuka pintu, jika tidak maka tidaklah bisa membuka."


Yang dimaksudkan dengan gigi-gigi padanya adalah mengilmui syarat-syarat sahnya kalimat 'LAA ILAAHA ILLALLAAHU' dan mengamalkannya. Apa syarat-syarat sahnya kalimat 'LAA ILAAHA ILLALLAAHU'? In syaa Allah kita akan bahas pada pertemuan berikutnya.


Semoga Allah 'Azza wa Jalla menjadikan kita semua termasuk Ahli Tauhid dan mengokohkan kita selalu diatasnya sampai kita meninggal. Wallahul muwaffiq.









Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 16 Dzulhijjah 1435/ 11 Oktber 2014_di Daarul Hadits_Al-Fiyusy_Harasahallah.

--------------------------------------------


Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta 2 aplikasi android Forum KIS di :




WA. FORUM KIS --------------------------------------------


pdf-download-icon

Download file PDF di sini : Makna Kalimat Tauhid Dan Keutamaannya

No comments:

Post a Comment